JurusanPendidikan

Kenapa Fakultas Kedokteran Hewan Sepi Peminat? Cari Tahu Penjelasannya

Pelajar Wajo
40
×

Kenapa Fakultas Kedokteran Hewan Sepi Peminat? Cari Tahu Penjelasannya

Share this article
Kenapa Fakultas Kedokteran Hewan Sepi Peminat?

Pelajarwajo.com – Tiga Alasan Mengapa Fakultas Kedokteran Hewan Sepi Peminat di Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) mungkin bukanlah pilihan utama bagi banyak siswa yang baru lulus SMA. Berbeda dengan jurusan-jurusan lain yang lebih populer seperti Kedokteran Umum, Teknik, atau Ilmu Komunikasi, FKH seringkali dianggap sebagai jurusan yang sepi peminat.

Namun, apakah alasan di balik fenomena ini? Artikel ini akan mengungkapkan tiga faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat terhadap Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia.

Data Terkini Mengenai Peminat Fakultas Kedokteran Hewan

Berdasarkan data dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), jumlah pendaftar untuk program studi Kedokteran Hewan pada tahun 2020 hanya mencapai 13.857 orang.

Angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah total pendaftar program sarjana yang berjumlah 1.287.433 orang pada tahun yang sama. Meskipun begitu, banyak pihak yang masih mempertanyakan mengapa Fakultas Kedokteran Hewan bisa kurang diminati, mengingat profesi dokter hewan memiliki peran penting dalam masyarakat.

1. Minimnya Sosialisasi dan Informasi tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Salah satu alasan utama mengapa Fakultas Kedokteran Hewan sepi peminat adalah kurangnya sosialisasi dan informasi yang memadai kepada masyarakat, terutama kepada calon mahasiswa. Banyak siswa yang bahkan tidak mengetahui apa yang sebenarnya dipelajari dalam fakultas ini.

Survei Tentang Pengetahuan Masyarakat

Sebagai contoh, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) pada tahun 2019 mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan. Dari 1.200 responden yang berasal dari 12 kota besar di Indonesia, sekitar 67% di antaranya tidak tahu apa yang dipelajari di Fakultas Kedokteran Hewan.

Bahkan, 72% responden tidak mengetahui profesi atau karir yang dapat diambil setelah lulus dari fakultas ini. Tidak hanya itu, 76% responden juga tidak tahu mengenai syarat dan biaya untuk masuk ke fakultas ini.

Baca juga:  8 Cara Menulis Footnote dari Jurnal Beserta Contohnya

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya siswa-siswi SMA, masih kurang mendapatkan informasi yang jelas mengenai Fakultas Kedokteran Hewan. Sebagian besar lebih memilih fakultas yang lebih populer seperti Kedokteran Umum, Teknik, atau Manajemen, yang dianggap lebih menjanjikan dalam hal prospek kerja dan gaji.

2. Kesalahpahaman yang Mendasari Stigma Negatif

Selain minimnya informasi, banyak kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat terkait dengan Fakultas Kedokteran Hewan. Beberapa anggapan yang keliru ini menyebabkan munculnya stigma negatif yang merugikan jurusan ini.

Kesalahpahaman Populer Tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Beberapa anggapan yang salah mengenai Fakultas Kedokteran Hewan antara lain:

  • Hanya Pecinta Hewan yang Bisa Masuk
    Banyak orang beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki hewan peliharaan atau memiliki kecintaan yang mendalam terhadap hewan yang bisa masuk ke fakultas ini. Padahal, Fakultas Kedokteran Hewan lebih dari sekadar mempelajari cara merawat hewan peliharaan.
  • Prospek Kerja yang Terbatas
    Ada anggapan bahwa profesi dokter hewan tidak memiliki banyak peluang kerja, dan gaji seorang dokter hewan pun sangat rendah. Padahal, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan kesehatan hewan peliharaan, permintaan akan dokter hewan justru semakin tinggi.
  • Fakultas yang Mudah dan Tidak Menantang
    Beberapa orang menganggap bahwa menjadi dokter hewan lebih mudah daripada profesi lainnya, dan hal ini menciptakan persepsi bahwa fakultas ini tidak memberikan tantangan yang berarti.
  • Masalah dalam Islam terkait Hewan Najis
    Dalam konteks agama Islam, ada juga anggapan bahwa memegang hewan seperti anjing yang dianggap najis mughallazah bisa menjadi alasan mengapa banyak orang Muslim ragu untuk memilih Fakultas Kedokteran Hewan. Padahal, dalam Islam, menjaga kesehatan hewan adalah bagian dari amanah untuk menjaga alam, dan dapat dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariat.
Baca juga:  Jurusan Sepi Peminat di UPN Surabaya: 7 Pilihan Terbaik untuk Anda

Membongkar Mitos: Fakta-Fakta Penting tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Mari kita uraikan beberapa pemahaman yang benar mengenai Fakultas Kedokteran Hewan:

  • Tidak Harus Memiliki Hewan Peliharaan
    Meskipun memiliki hewan peliharaan bisa menambah pengetahuan, menjadi dokter hewan tidak mengharuskan seseorang untuk memiliki hewan peliharaan. Fakultas ini mempelajari berbagai disiplin ilmu kedokteran, seperti anatomi, fisiologi, dan patologi hewan.
  • Prospek Kerja yang Cerah
    Prospek karir di bidang kedokteran hewan sangat menjanjikan, dengan banyaknya klinik hewan, rumah sakit hewan, serta organisasi yang membutuhkan ahli di bidang ini. Gaji seorang dokter hewan, terutama yang berpengalaman, bisa mencapai Rp 10 juta per bulan.
  • Tantangan yang Tidak Bisa Diremehkan
    Profesi ini justru penuh tantangan, karena setiap spesies hewan memerlukan penanganan yang berbeda. Menjadi dokter hewan berarti harus terus belajar dan beradaptasi dengan kebutuhan medis berbagai jenis hewan.
  • Pandangan Islam yang Mendukung Profesi Ini
    Dalam Islam, merawat dan menjaga hewan adalah tanggung jawab moral, dan ini tidak bertentangan dengan ajaran agama. Seseorang Muslim yang menjadi dokter hewan tetap bisa menjalankan profesinya dengan cara yang sesuai dengan aturan agama.

3. Persaingan yang Ketat untuk Masuk Fakultas Kedokteran Hewan

Meskipun memiliki stigma yang kurang baik, kenyataannya persaingan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Hewan juga tidak kalah ketatnya dengan fakultas lain. Hal ini karena sepinya peminat, yang mengakibatkan banyak universitas tidak membuka banyak kursi untuk jurusan ini.

Kuota dan Persyaratan yang Ketat

Pada tahun 2020, data dari Kemenristekdikti menunjukkan bahwa jumlah kursi yang tersedia untuk program studi kedokteran hewan di seluruh Indonesia hanya sekitar 2.688 kursi. Jumlah ini sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah pendaftar yang mencapai puluhan ribu orang.

Baca juga:  Menelisik Mobilitas Sosial: Dinamika Perubahan Kedudukan dalam Masyarakat

Selain itu, untuk bisa diterima di Fakultas Kedokteran Hewan, calon mahasiswa harus memiliki nilai tinggi di bidang ilmu pengetahuan alam (biologi, kimia, dan fisika). Mereka juga harus lulus sejumlah tes, seperti tes psikologi, tes kesehatan, dan wawancara. Hal ini membuat persaingan semakin ketat.

Tips untuk Orang Tua yang Mendukung Anak Masuk Fakultas Kedokteran Hewan

Bagi orang tua yang anaknya berminat untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Hewan, berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu:

1. Mencari Informasi yang Tepat

Orang tua perlu mencari informasi yang akurat mengenai fakultas ini, baik dari universitas yang menyediakan program studi kedokteran hewan maupun dari para profesional di bidang ini.

2. Memberikan Dukungan Penuh

Dukungan emosional dan praktis dari orang tua sangat penting bagi anak yang berencana masuk ke fakultas ini. Selain itu, menyediakan fasilitas belajar tambahan seperti bimbingan untuk ujian masuk juga bisa sangat membantu.

3. Menghapus Keraguan dan Stigma

Penting untuk menghilangkan stigma negatif yang ada tentang Fakultas Kedokteran Hewan. Memberikan pemahaman yang benar tentang prospek karir dan tantangan dalam profesi ini bisa membuat anak lebih percaya diri dalam memilih jalur pendidikan ini.

Kesimpulan

Fakultas Kedokteran Hewan memang masih dianggap sebagai pilihan yang kurang populer di Indonesia. Namun, dengan meningkatnya pemahaman dan informasi yang tepat, stigma negatif ini dapat dihapuskan.

Profesi dokter hewan menawarkan peluang yang sangat menjanjikan, baik dari segi karir maupun penghasilan. Oleh karena itu, orang tua seharusnya mendukung anak-anak yang berminat untuk menempuh pendidikan di bidang ini dan memastikan mereka mendapatkan informasi yang benar dan lengkap mengenai fakultas tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *