Don't Show Again Yes, I would!

Panduan Lengkap Menulis Contoh Tinjauan Pustaka untuk Proposal, Makalah, dan Penelitian

Pelajarwajo.com – Tinjauan pustaka adalah salah satu bagian penting dalam penulisan proposal, makalah, dan penelitian. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara menulis tinjauan pustaka yang baik dan benar, mulai dari pengertian, fungsi, tujuan, hingga contoh-contoh tinjauan pustaka yang dapat Anda jadikan referensi.

Tinjauan pustaka adalah salah satu bagian penting dalam penulisan proposal, makalah, dan penelitian. Tinjauan pustaka adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti.

Tinjauan pustaka dapat membantu Anda untuk memahami latar belakang, kerangka teori, dan perkembangan penelitian terkait dengan topik Anda. Tinjauan pustaka juga dapat membantu Anda untuk menentukan rumusan masalah, hipotesis, metode, dan kesimpulan penelitian Anda.

Namun, menulis tinjauan pustaka tidaklah mudah. Anda harus dapat memilih sumber-sumber yang kredibel, relevan, dan terkini. Anda juga harus dapat menyusun tinjauan pustaka Anda dengan sistematis, logis, dan kritis.

Anda harus dapat menunjukkan hubungan antara sumber-sumber yang Anda gunakan dengan topik atau masalah yang Anda teliti. Anda juga harus dapat menghindari plagiarisme, yaitu menyalin atau mengutip sumber tanpa memberikan penghargaan atau referensi yang sesuai.

Baca juga: Cara Membuat Teks Laporan Percobaan yang Baik dan Benar

Oleh karena itu, artikel ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara menulis tinjauan pustaka yang baik dan benar, mulai dari pengertian, fungsi, tujuan, hingga contoh-contoh tinjauan pustaka yang dapat Anda jadikan referensi.

Artikel ini juga akan memberikan tips dan trik untuk menulis tinjauan pustaka yang efektif dan menarik. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam menyelesaikan tugas atau penelitian Anda.

Apa itu Tinjauan Pustaka?

Panduan Lengkap Menulis Contoh Tinjauan Pustaka untuk Proposal, Makalah, dan Penelitian

Tinjauan pustaka adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti. Informasi tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, artikel, laporan, tesis, disertasi, dan lain-lain.

Tinjauan pustaka dapat berupa deskriptif, yaitu hanya menyajikan informasi tanpa memberikan analisis atau penilaian. Tinjauan pustaka juga dapat berupa analitis, yaitu memberikan analisis atau penilaian terhadap informasi yang disajikan.

Tinjauan pustaka biasanya ditulis dalam bentuk narasi, yaitu menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan dan membentuk paragraf-paragraf yang koheren. Tinjauan pustaka juga dapat menggunakan tabel, grafik, diagram, atau gambar untuk memperjelas atau memperkuat informasi yang disampaikan.

Tinjauan pustaka harus menggunakan gaya penulisan yang sesuai dengan kaidah ilmiah, yaitu menggunakan bahasa yang baku, jelas, objektif, dan netral. Tinjauan pustaka juga harus menggunakan sistem sitasi dan daftar pustaka yang sesuai dengan standar akademik, seperti APA, MLA, Harvard, dan lain-lain.

Baca juga: Cara Daftar KIP Kuliah 2024, Ini Syarat dan Jadwalnya

Fungsi dan Tujuan Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain:

  • Menyediakan latar belakang atau konteks untuk topik atau masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka dapat memberikan gambaran umum tentang topik atau masalah yang diteliti, termasuk sejarah, definisi, konsep, teori, model, variabel, indikator, dan lain-lain. Tinjauan pustaka juga dapat menunjukkan bagaimana topik atau masalah tersebut berkembang atau berubah seiring dengan waktu dan situasi.
  • Menunjukkan relevansi atau signifikansi topik atau masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka dapat menunjukkan mengapa topik atau masalah tersebut penting atau menarik untuk diteliti, baik dari segi teoritis maupun praktis. Tinjauan pustaka juga dapat menunjukkan gap atau celah yang ada dalam penelitian sebelumnya, yang dapat menjadi alasan atau motivasi untuk melakukan penelitian saat ini.
  • Menyajikan kerangka teori atau konseptual untuk topik atau masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka dapat memberikan landasan teori atau konseptual yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, atau menyelesaikan topik atau masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka juga dapat menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara teori atau konsep yang digunakan dengan topik atau masalah yang diteliti.
  • Menentukan rumusan masalah, hipotesis, metode, dan kesimpulan penelitian. Tinjauan pustaka dapat membantu Anda untuk menentukan rumusan masalah, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang ingin dijawab atau dibuktikan dalam penelitian. Tinjauan pustaka juga dapat membantu Anda untuk menentukan hipotesis, yaitu jawaban atau bukti sementara yang ingin diuji dalam penelitian. Tinjauan pustaka juga dapat membantu Anda untuk menentukan metode, yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data dalam penelitian. Tinjauan pustaka juga dapat membantu Anda untuk menentukan kesimpulan, yaitu jawaban atau bukti akhir yang diperoleh dari penelitian.

Cara Menulis Tinjauan Pustaka

Menulis tinjauan pustaka membutuhkan beberapa langkah, antara lain:

  • Menentukan topik atau masalah yang ingin diteliti. Anda harus dapat menentukan topik atau masalah yang ingin Anda teliti dengan jelas dan spesifik. Anda juga harus dapat menentukan ruang lingkup atau batasan dari topik atau masalah tersebut, seperti waktu, tempat, populasi, sampel, dan lain-lain. Anda juga harus dapat menentukan tujuan atau manfaat dari penelitian Anda, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
  • Mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Anda harus dapat mencari, menemukan, dan memilih sumber-sumber yang berkaitan dengan topik atau masalah yang Anda teliti. Anda dapat menggunakan berbagai cara untuk mencari sumber-sumber tersebut, seperti mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, menghubungi ahli, dan lain-lain. Anda harus memastikan bahwa sumber-sumber yang Anda gunakan adalah kredibel, relevan, dan terkini. Anda juga harus memperhatikan jenis, jumlah, dan kualitas dari sumber-sumber yang Anda gunakan.
  • Membaca dan mencatat informasi penting dari sumber-sumber yang digunakan. Anda harus dapat membaca dan memahami informasi yang disajikan oleh sumber-sumber yang Anda gunakan. Anda harus dapat mencatat informasi penting yang berkaitan dengan topik atau masalah yang Anda teliti, seperti judul, pengarang, tahun, sumber, tujuan, metode, hasil, kesimpulan, dan rekomendasi. Anda juga harus dapat mencatat informasi tambahan yang dapat membantu Anda dalam menulis tinjauan pustaka, seperti kutipan, parafrase, ringkasan, kritik, dan komentar. Anda harus menggunakan sistem sitasi dan daftar pustaka yang sesuai dengan standar akademik, seperti APA, MLA, Harvard, dan lain-lain.
  • Menyusun kerangka atau outline tinjauan pustaka. Anda harus dapat menyusun kerangka atau outline tinjauan pustaka yang akan Anda tulis. Kerangka atau outline tinjauan pustaka adalah rencana atau sketsa yang menunjukkan struktur dan isi dari tinjauan pustaka. Kerangka atau outline tinjauan pustaka biasanya terdiri dari bagian-bagian berikut:
    • Pendahuluan. Bagian ini berisi latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup dari tinjauan pustaka. Anda harus dapat menjelaskan apa topik atau masalah yang Anda teliti, mengapa topik atau masalah tersebut penting atau menarik untuk diteliti, dan apa batasan atau kriteria yang Anda gunakan untuk memilih sumber-sumber yang Anda gunakan. Anda juga harus dapat memberikan gambaran umum tentang isi dan struktur dari tinjauan pustaka Anda.
    • Isi. Bagian ini berisi analisis dan sintesis dari sumber-sumber yang Anda gunakan. Anda harus dapat menyajikan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang Anda teliti, seperti sejarah, definisi, konsep, teori, model, variabel, indikator, dan lain-lain. Anda juga harus dapat menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara sumber-sumber yang Anda gunakan dengan topik atau masalah yang Anda teliti. Anda juga harus dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari sumber-sumber yang Anda gunakan, serta menunjukkan gap atau celah yang ada dalam penelitian sebelumnya. Anda dapat menggunakan berbagai cara untuk menyusun isi tinjauan pustaka Anda, seperti tematik, kronologis, metodologis, atau komparatif. Anda juga dapat menggunakan tabel, grafik, diagram, atau gambar untuk memperjelas atau memperkuat informasi yang Anda sampaikan.
    • Penutup. Bagian ini berisi simpulan dan saran dari tinjauan pustaka. Anda harus dapat merangkum informasi yang telah Anda sajikan dalam tinjauan pustaka Anda, serta menunjukkan implikasi atau kontribusi dari tinjauan pustaka Anda untuk penelitian Anda. Anda juga harus dapat memberikan saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan topik atau masalah yang Anda teliti.

Contoh Tinjauan Pustaka

Panduan Lengkap Menulis Contoh Tinjauan Pustaka untuk Proposal, Makalah, dan Penelitian

Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang cara menulis tinjauan pustaka yang baik dan benar, berikut adalah beberapa contoh tinjauan pustaka yang dapat Anda jadikan referensi. Contoh-contoh ini diambil dari berbagai bidang ilmu, seperti pendidikan, psikologi, ekonomi, dan lain-lain. Anda dapat menyesuaikan contoh-contoh ini dengan topik atau masalah yang Anda teliti, serta gaya penulisan yang Anda gunakan.

Contoh Tinjauan Pustaka Bidang Pendidikan

Tinjauan pustaka berikut adalah bagian dari sebuah proposal penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempe.

Pendahuluan

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang penting dan wajib diajarkan di sekolah. Matematika memiliki peran yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat melatih kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan sistematis siswa. Namun, matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai oleh banyak siswa. Banyak siswa mengalami kesulitan, kebosanan, ketakutan, atau kecemasan dalam belajar matematika. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap hasil belajar matematika siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran adalah cara atau strategi yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi, minat, aktivitas, interaksi, dan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang diklaim dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa karakteristik, antara lain: (1) adanya tujuan bersama yang jelas dan spesifik, (2) adanya tanggung jawab individual dan kelompok, (3) adanya interaksi positif antara anggota kelompok, (4) adanya keterampilan sosial yang diperlukan untuk bekerja sama, dan (5) adanya evaluasi proses dan hasil kerjasama.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) presentasi kelas, (2) pembelajaran tim, (3) kuis individual, dan (4) penghargaan tim. Pada tahap presentasi kelas, guru menyampaikan materi pelajaran secara umum kepada seluruh siswa. Pada tahap pembelajaran tim, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari empat atau lima orang. Siswa belajar bersama dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok memahami materi pelajaran. Pada tahap kuis individual, setiap siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran secara individu. Pada tahap penghargaan tim, skor individu siswa dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim. Tim yang skornya mencapai atau melebihi skor rata-rata atau skor yang ditentukan akan mendapatkan penghargaan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempe. Peneliti berasumsi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa karena dapat meningkatkan motivasi, minat, aktivitas, interaksi, dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Untuk mendukung tujuan penelitian ini, peneliti akan melakukan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian. Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang: (1) pengertian, karakteristik, dan tipe-tipe model pembelajaran kooperatif, (2) pengertian, karakteristik, dan tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) pengertian, indikator, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, dan (4) hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa. Tinjauan pustaka ini diharapkan dapat memberikan landasan teori dan konseptual yang kuat untuk penelitian ini.

Isi

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran kompetitif atau individualistik.

Model pembelajaran kompetitif adalah model pembelajaran yang menekankan persaingan antara siswa untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Model pembelajaran individualistik adalah model pembelajaran yang menekankan kerja sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Model pembelajaran kooperatif dianggap lebih efektif daripada model pembelajaran kompetitif atau individualistik karena dapat memberikan manfaat-manfaat berikut:

  • Meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa yang belajar secara kooperatif akan merasa lebih termotivasi untuk belajar karena adanya tujuan bersama, tanggung jawab individual dan kelompok, interaksi positif, dan penghargaan tim. Siswa juga akan merasa lebih percaya diri, senang, dan puas dengan hasil belajar mereka.

Baik, saya akan melanjutkan menulis tinjauan pustaka yang Anda minta. Berikut adalah lanjutan dari teks artikel:

  • Tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tipe ini adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) presentasi kelas, (2) pembelajaran tim, (3) kuis individual, dan (4) penghargaan tim. Pada tahap presentasi kelas, guru menyampaikan materi pelajaran secara umum kepada seluruh siswa. Pada tahap pembelajaran tim, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari empat atau lima orang. Siswa belajar bersama dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok memahami materi pelajaran. Pada tahap kuis individual, setiap siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran secara individu. Pada tahap penghargaan tim, skor individu siswa dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim. Tim yang skornya mencapai atau melebihi skor rata-rata atau skor yang ditentukan akan mendapatkan penghargaan. Tujuan dari tipe ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara memberikan motivasi, tanggung jawab, dan pengakuan kepada siswa.

Tipe STAD adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sering digunakan dan diteliti. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran, termasuk matematika. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa adalah sebagai berikut:

  • Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi (2018) di SMP Negeri 2 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII pada materi segitiga dan segiempat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain nonequivalent control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-A sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VII-B sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar matematika yang lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
  • Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Widiyanti (2019) di SMP Negeri 1 Tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada materi lingkaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni dengan desain pretest-posttest control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII-B sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar matematika yang lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Penutup

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

  • Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa manfaat, seperti meningkatkan motivasi, hasil belajar, dan keterampilan sosial siswa.
  • Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, salah satunya adalah tipe STAD. Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat tahap, yaitu: presentasi kelas, pembelajaran tim, kuis individual, dan penghargaan tim. Tipe STAD bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara memberikan motivasi, tanggung jawab, dan pengakuan kepada siswa.
  • Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi, minat, aktivitas, interaksi, dan prestasi belajar siswa dalam belajar matematika.

Dengan demikian, dapat disarankan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Namun, penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan kelemahan, seperti jumlah sampel yang terbatas, waktu penelitian yang singkat, dan variabel yang tidak dikontrol.

Baca juga: Mengenal Potensi Diri dan Bakat Melalui MBTI

Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dan memperbaiki penelitian ini dengan cara menambah jumlah sampel, memperpanjang waktu penelitian, dan mengontrol variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian selanjutnya juga dapat menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi-materi lain, serta terhadap aspek-aspek lain, seperti sikap, motivasi, minat, dan keterampilan berpikir matematis siswa.

FAQ

Berapa Banyak Kata Yang Boleh Dimuat Dalam Tinjauan Pustaka?

Tidak ada batasan khusus terkait jumlah kata yang boleh digunakan dalam tinjauan pustaka. Yang pasti tinjauan pustaka yang kamu tulis haruslah menunjukkan bahwa kamu paham secara komprehensif mengenai teori yang kamu gunakan. Usahakan agar tinjauan pustaka yang dibuat berisi kalimat yang lugas, jelas dan padat makna. Hal ini juga bisa dilihat dari contoh tinjauan pustaka diatas.

Apakah Perbedaan Antara Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Terdahulu?

Tinjauan pustaka merupakan judul utama dari Bab ke-2 sebuah tulisan ilmiah. Sedangkan penelitian terdahulu merupakan salah satu sub-bab yang terdapat dalam Bab-2 penelitian. Hal ini sudah diurai juga pada artikel contoh tinjauan pustaka ini.

Tinjauan pustaka memuat tentang landasan teori, kerangka pikir, hipotesis penelitian. Sedangkan penelitian terdahulu hanya memuat daftar penelitian yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini. Mengurai tentang perbedaan dan kesamaan, dari sisi variabel, alat analisis maupun hipotesis yang dimiliki peneliti lainnya.

Demikianlah uraian tentang pengertian, urgensi serta contoh tinjauan pustaka. Semoga tulisan ini dapat membantu kamu dalam memahami contoh tinjauan pustaka yang ada pada tulisan ilmiah. Tinjauan pustaka merupakan syarat mutlak yang harus ada dalam penyusunan makalah, proposal, skripsi, penelitian, dan jurnal ilmiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Pelajarwajo.com

Share:
Pelajar Wajo

Pelajar Wajo

Seorang pelajar dari wajo tapi bukan pelajar biasa, yang suka menulis artikel tetapi bukan sekedar tulisan. Semoga Bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *