Pelajarwajo.com – Strict parents bisa membuat anak merasa tertekan. Baca lebih lanjut tentang dampaknya terhadap perkembangan anak dan cara menghadapinya.
Apa itu Strict Parents
Strict parents adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola asuh orang tua yang sangat ketat, di mana anak-anak sering kali merasa tidak memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi dunia mereka. Dalam psikologi, pola asuh ini lebih dikenal dengan istilah “otoriter” atau authoritarian. Orang tua yang menerapkan pola ini cenderung memiliki kontrol yang sangat tinggi terhadap segala aspek kehidupan anak, dari kegiatan sehari-hari hingga hubungan sosial mereka.
Meskipun pola asuh ini bertujuan untuk menciptakan kedisiplinan, perbedaannya dengan pola asuh otoritatif adalah pada kurangnya kasih sayang dan dukungan emosional. Orang tua yang otoritatif tetap menetapkan standar yang tinggi, namun mereka memberikan kasih sayang dan ruang untuk komunikasi yang terbuka. Sementara itu, strict parents cenderung mengabaikan kebutuhan emosional anak, yang bisa berdampak buruk pada perkembangan mereka.
Ciri-ciri Orang Tua Strict Parents
1. Aturan yang Sangat Ketat
Pola asuh yang sangat ketat adalah ciri utama dari strict parents. Anak-anak tidak diberi banyak ruang untuk membuat keputusan sendiri. Misalnya, mereka tidak boleh memilih teman atau kegiatan mereka tanpa izin dari orang tua. Segala keputusan besar dan kecil biasanya harus melalui persetujuan orang tua, yang membuat anak merasa terkontrol.
2. Banyak Menuntut dengan Ekspektasi Tinggi
Anak-anak dari orang tua strict parents sering kali merasa tertekan karena ekspektasi yang sangat tinggi. Mereka diberi banyak tuntutan untuk berprestasi, baik di sekolah, di rumah, atau dalam pergaulan. Hal ini bisa menyebabkan anak merasa tidak pernah cukup baik meski mereka sudah berusaha dengan keras.
3. Kurangnya Ruang untuk Ekspresi Diri
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini sering kali merasa bahwa mereka tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri. Setiap aspek kehidupan mereka, mulai dari pilihan sekolah hingga hobi, semuanya diatur oleh orang tua. Ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan terhalang untuk menemukan minat serta bakat mereka sendiri.
4. Kontrol yang Berlebihan
Orang tua yang menerapkan pola asuh ketat cenderung mengawasi setiap langkah anak mereka. Bahkan saat anak sudah memasuki usia remaja atau dewasa, mereka tetap merasa perlu mengontrol semua yang dilakukan anak. Ini bisa mengurangi rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa tidak dipercaya.
5. Minim Kasih Sayang dan Perhatian
Salah satu ciri lainnya dari strict parents adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang. Anak-anak tidak merasa didukung secara emosional oleh orang tua mereka. Ketika anak berhasil mencapai sesuatu, orang tua lebih fokus pada pencapaian itu daripada memberikan pujian atau apresiasi yang mereka butuhkan.
Dampak Negatif dari Strict Parents
1. Sulit Membuat Keputusan
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ketat sering kali merasa kesulitan untuk membuat keputusan sendiri. Mereka terbiasa mengandalkan orang tua untuk segala hal, sehingga kemampuan untuk membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab menjadi terhambat.
2. Tekanan Akademik yang Berlebihan
Ketika orang tua menetapkan standar akademik yang sangat tinggi, anak-anak bisa merasa tertekan dan tidak bisa menikmati proses belajar. Mereka mungkin merasa bahwa nilai akademik adalah satu-satunya hal yang penting, dan ini bisa mengurangi minat mereka untuk belajar dengan cara yang sehat dan menyenangkan.
3. Gangguan Kecemasan dan Stres
Tekanan yang terus menerus dari orang tua dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan pada anak. Mereka mungkin merasa takut untuk gagal atau tidak memenuhi harapan orang tua, yang bisa mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Kecemasan ini bisa berlanjut hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik.
4. Kecenderungan untuk Menjadi Pemberontak
Meski terlihat patuh di luar, anak-anak dari orang tua strict parents sering kali mengembangkan sikap pemberontak saat mereka mulai merasa lebih bebas. Keinginan untuk melawan kontrol yang terlalu ketat membuat mereka melanggar aturan, bahkan jika itu bukan pilihan yang mereka inginkan.
5. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan Sosial
Karena tidak diberi kebebasan untuk memilih teman atau berinteraksi secara bebas, anak-anak dari orang tua strict parents sering kali kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya. Mereka merasa tidak cukup percaya diri dan takut akan penilaian negatif dari orang lain.
6. Rendahnya Rasa Percaya Diri
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang tidak memberikan apresiasi atau perhatian biasanya merasa rendah diri. Mereka merasa bahwa apapun yang mereka lakukan tidak cukup baik, yang mempengaruhi rasa percaya diri mereka baik dalam hubungan sosial maupun dalam kemampuan pribadi.
Mengapa Orang Tua Menjadi Strict Parents?
1. Pengalaman Masa Kecil
Beberapa orang tua mungkin menerapkan pola asuh yang otoriter karena mereka sendiri dibesarkan dalam lingkungan yang sama. Ini menjadi pola yang mereka anggap wajar dan diteruskan tanpa disadari. Menyadari hal ini bisa membantu orang tua untuk mencari pola asuh yang lebih positif di masa depan.
2. Karakter Bawaan
Sifat keras kepala dan kaku kadang menjadi bagian dari karakter bawaan seseorang. Orang tua dengan karakter seperti ini mungkin merasa bahwa mereka tahu yang terbaik untuk anak mereka, meskipun hal itu bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.
3. Tingginya Tingkat Neurotisme
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki kecemasan atau neurotisme yang tinggi cenderung menerapkan pola asuh yang sangat ketat. Mereka merasa harus mengontrol segalanya karena rasa cemas atau ketakutan mereka terhadap kegagalan anak.
Cara Menghadapi Orang Tua Strict Parents
1. Menjaga Pikiran Positif
Menghadapi orang tua yang sangat ketat bisa sangat menantang. Namun, penting untuk tetap menjaga pikiran positif dan menemukan cara untuk mengurangi stres, seperti dengan melakukan hobi yang disukai atau berbicara dengan teman yang mengerti.
2. Mengkomunikasikan Perasaan dengan Bijak
Cobalah untuk berbicara dengan orang tua tentang perasaanmu. Meskipun ini bisa terasa sulit, berbicara dengan lembut dan terbuka bisa membantu mereka memahami sudut pandangmu. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menciptakan pemahaman antara anak dan orang tua.
3. Meminta Bantuan dari Pihak Lain
Jika merasa kesulitan untuk berbicara langsung, kamu bisa mencari orang yang lebih dekat dengan orang tuamu, seperti anggota keluarga yang lebih tua, untuk membantu menjelaskan perasaanmu kepada mereka.
Penutup
Pola asuh strict parents memang memiliki dampak yang cukup besar terhadap perkembangan anak, baik dari segi psikologis maupun sosial. Anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini mungkin menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan mereka, mulai dari kesulitan mengambil keputusan hingga gangguan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari pentingnya memberi keseimbangan antara disiplin dan kasih sayang, agar anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan bahagia.