Pelajarwajo.com – Etika adalah kumpulan nilai dan norma yang mengatur perilaku manusia dalam berbagai situasi. Etika juga berlaku dalam dunia akademik, khususnya antara mahasiswa dan dosen.
Etika mahasiswa terhadap dosen adalah sikap dan tindakan yang menunjukkan penghargaan, hormat, dan tanggung jawab kepada dosen sebagai pihak yang memberikan ilmu dan bimbingan kepada mahasiswa.
Etika mahasiswa terhadap dosen sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan oleh mahasiswa, karena memiliki banyak manfaat, baik bagi mahasiswa itu sendiri, maupun bagi dosen, kampus, dan masyarakat. Etika mahasiswa terhadap dosen juga merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan dan kultur akademik di suatu perguruan tinggi.
Lalu, bagaimana cara mahasiswa menunjukkan etika terhadap dosen? Apa saja hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa dalam berinteraksi dengan dosen? Bagaimana cara mahasiswa mengatasi masalah atau konflik yang mungkin terjadi dengan dosen?
Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memberikan beberapa tips dan contoh yang dapat dijadikan acuan oleh mahasiswa.
Mengapa Etika Mahasiswa Terhadap Dosen Penting?
Etika mahasiswa terhadap dosen penting karena memiliki dampak positif bagi berbagai pihak, antara lain:
- Bagi mahasiswa, etika terhadap dosen dapat membantu mahasiswa:
- Mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih banyak dan berkualitas dari dosen.
- Membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan dosen, yang dapat memberikan dukungan, motivasi, dan inspirasi bagi mahasiswa.
- Meningkatkan kredibilitas dan reputasi mahasiswa di mata dosen, kampus, dan masyarakat.
- Membuka peluang untuk mendapatkan beasiswa, magang, kerjasama, atau kesempatan lain yang berkaitan dengan bidang studi atau minat mahasiswa.
- Membentuk karakter dan kepribadian yang baik, profesional, dan beretika sebagai calon lulusan dan anggota masyarakat.
- Bagi dosen, etika terhadap dosen dapat membantu dosen:
- Menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar, peneliti, dan pengabdi dengan lebih efektif dan efisien.
- Meningkatkan kinerja dan produktivitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah, inovasi, dan prestasi.
- Meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan dosen dalam berkarir dan berkarya di dunia akademik.
- Meningkatkan kesehatan mental dan emosional dosen, yang dapat terganggu akibat stres, tekanan, atau konflik dengan mahasiswa atau pihak lain.
- Meningkatkan loyalitas dan komitmen dosen terhadap kampus dan profesi.
- Bagi kampus, etika terhadap dosen dapat membantu kampus:
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan oleh kampus.
- Meningkatkan citra dan reputasi kampus di mata masyarakat dan dunia akademik.
- Meningkatkan akreditasi dan peringkat kampus di tingkat nasional maupun internasional.
- Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan pihak eksternal, seperti pemerintah, industri, media, atau lembaga lain.
- Meningkatkan kesejahteraan dan kinerja seluruh civitas akademika, termasuk dosen, mahasiswa, dan staf.
- Bagi masyarakat, etika terhadap dosen dapat membantu masyarakat:
- Mendapatkan lulusan yang berkualitas, profesional, dan beretika, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.
- Mendapatkan manfaat dari hasil penelitian, inovasi, dan pengabdian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, yang dapat meningkatkan kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan aspek lain yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
- Mendapatkan informasi, edukasi, dan inspirasi dari karya ilmiah, seni, dan sastra yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa, yang dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan apresiasi masyarakat terhadap berbagai isu dan fenomena yang ada di dunia.
- Mendapatkan contoh dan teladan dari perilaku dan sikap yang baik, sopan, dan santun yang ditunjukkan oleh dosen dan mahasiswa, yang dapat meningkatkan kualitas moral dan etika masyarakat.
Baca juga: Etika Mahasiswa Terhadap Kampus
Apa Saja Etika Mahasiswa Terhadap Dosen?
Etika mahasiswa terhadap dosen dapat dibagi menjadi beberapa kategori, sesuai dengan situasi dan konteks yang berbeda, antara lain:
Etika Mahasiswa Terhadap Dosen di Kelas
Kelas adalah tempat utama di mana mahasiswa dan dosen berinteraksi secara langsung. Di kelas, mahasiswa harus menunjukkan etika terhadap dosen dengan cara:
- Datang tepat waktu, atau lebih awal jika memungkinkan, sebelum kelas dimulai.
- Memakai pakaian yang rapi, sopan, dan sesuai dengan aturan kampus.
- Membawa perlengkapan yang diperlukan, seperti buku, catatan, alat tulis, laptop, atau lainnya.
- Mematikan atau mengatur mode diam pada ponsel, jam tangan, atau perangkat elektronik lain yang dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan dosen dan mahasiswa lain.
- Mengucapkan salam dan hormat kepada dosen ketika masuk dan keluar kelas, serta memperkenalkan diri jika diperlukan.
- Mendengarkan dengan seksama dan aktif apa yang disampaikan oleh dosen, serta mencatat hal-hal yang penting atau menarik.
- Mengajukan pertanyaan, komentar, atau saran yang relevan, sopan, dan berdasarkan fakta atau data, bukan asumsi atau opini pribadi.
- Menghormati pendapat, pandangan, atau gaya mengajar dosen, meskipun berbeda atau tidak sesuai dengan preferensi mahasiswa.
- Mengikuti instruksi, tugas, atau aktivitas yang diberikan oleh dosen dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
- Tidak mengobrol, bercanda, tidur, makan, minum, atau melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi kelas, yang dapat mengganggu dosen dan mahasiswa lain.
- Tidak menyontek, mencontek, atau berbuat curang dalam ujian, kuis, atau tugas yang diberikan oleh dosen.
- Tidak menantang, mengejek, menghina, atau melecehkan dosen, baik secara verbal, non-verbal, maupun online.
Etika Mahasiswa Terhadap Dosen di Luar Kelas
Di luar kelas, mahasiswa dan dosen juga dapat berinteraksi melalui berbagai media, seperti email, telepon, pesan, media sosial, atau pertemuan langsung. Di luar kelas, mahasiswa harus menunjukkan etika terhadap dosen dengan cara:
- Menggunakan salam, sapaan, dan penutup yang sopan dan sesuai dengan situasi dan media yang digunakan.
- Menggunakan bahasa yang formal, baku, dan jelas, serta menghindari singkatan, emotikon, atau slang yang tidak pantas.
- Menggunakan subjek, judul, atau topik yang informatif dan spesifik, serta mencantumkan nama, nim, dan kelas mahasiswa jika diperlukan.
- Mengirimkan email, telepon, pesan, atau media sosial hanya untuk hal-hal yang penting, relevan, dan mendesak, serta tidak mengganggu waktu dan privasi dosen.
- Menunggu balasan atau respons dari dosen dengan sabar dan tidak mengirimkan email, telepon, pesan, atau media sosial yang berulang-ulang atau menekan.
- Menghargai dan mengikuti aturan atau batasan yang ditetapan dosen, seperti jam kerja, hari libur, atau cara komunikasi yang disukai oleh dosen.
- Mengucapkan terima kasih atau memberikan apresiasi kepada dosen jika mendapatkan bantuan, saran, atau masukan yang bermanfaat dari dosen.
- Menghormati privasi dan hak cipta dosen, serta tidak menyebarkan, mengubah, atau menyalahgunakan informasi, dokumen, atau karya ilmiah yang dimiliki atau dibuat oleh dosen tanpa izin.
- Tidak mengikuti, mengomentari, atau menyukai akun media sosial pribadi dosen, kecuali jika dosen mengizinkan atau mengundang mahasiswa untuk melakukannya.
- Tidak menggoda, menggodai, mengganggu, atau mengancam dosen, baik secara verbal, non-verbal, maupun online.
Baca juga: Inilah Rahasia Kesuksesan Organisasi Mahasiswa yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Etika Mahasiswa Terhadap Dosen di Kampus
Di kampus, mahasiswa dan dosen juga dapat bertemu atau berpapasan secara langsung, baik secara sengaja maupun tidak. Di kampus, mahasiswa harus menunjukkan etika terhadap dosen dengan cara:
- Mengucapkan salam, sapaan, dan hormat kepada dosen ketika bertemu atau berpapasan dengan dosen, serta memperkenalkan diri jika diperlukan.
- Menjaga jarak dan sikap yang sopan dan santun ketika berbicara atau berdiskusi dengan dosen, serta tidak menyentuh, memeluk, atau berkontak fisik dengan dosen tanpa izin.
- Meminta izin dan alasan yang jelas jika ingin menemui, mengundang, atau mengajak dosen untuk melakukan sesuatu, seperti konsultasi, wawancara, survei, atau lainnya.
- Menghormati waktu dan tempat yang ditentukan oleh dosen untuk bertemu atau berkomunikasi dengan mahasiswa, serta tidak mengganggu atau menginterupsi dosen ketika sedang sibuk, rapat, atau mengajar.
- Menghargai dan mengikuti aturan atau protokol yang berlaku di ruang kerja, laboratorium, perpustakaan, atau fasilitas lain yang digunakan atau dikelola oleh dosen.
- Tidak memasuki, mengambil, atau merusak barang-barang milik atau yang digunakan oleh dosen tanpa izin, seperti meja, kursi, komputer, buku, alat, atau lainnya.
- Tidak membuat kegaduhan, kerusakan, atau kekacauan di kampus yang dapat mengganggu dosen dan civitas akademika lainnya.
- Tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan, mencemarkan, atau menjelekkan nama baik dosen, kampus, atau profesi, seperti fitnah, gosip, demo, atau lainnya.
Bagaimana Cara Mahasiswa Mengatasi Masalah atau Konflik dengan Dosen?
Meskipun sudah berusaha menunjukkan etika terhadap dosen, terkadang mahasiswa dapat mengalami masalah atau konflik dengan dosen, baik karena kesalahan mahasiswa, dosen, atau faktor lain. Masalah atau konflik dengan dosen dapat berupa:
- Kesalahpahaman atau komunikasi yang kurang jelas antara mahasiswa dan dosen.
- Perbedaan pendapat, pandangan, atau gaya mengajar antara mahasiswa dan dosen.
- Kesalahan atau kelalaian dalam menyelesaikan tugas, ujian, atau kewajiban akademik lainnya oleh mahasiswa atau dosen.
- Perlakuan yang tidak adil, diskriminatif, atau tidak profesional oleh dosen terhadap mahasiswa, atau sebaliknya.
- Pelecehan, penganiayaan, atau kekerasan yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa, atau sebaliknya.
Jika mengalami masalah atau konflik dengan dosen, mahasiswa harus mengatasi masalah atau konflik tersebut dengan cara:
- Menenangkan diri dan tidak bereaksi secara emosional, impulsif, atau agresif terhadap dosen atau situasi yang terjadi.
- Mencari informasi dan fakta yang akurat dan objektif tentang masalah atau konflik yang terjadi, serta tidak mudah terpengaruh oleh opini, rumor, atau spekulasi yang tidak berdasar.
- Menghubungi atau menemui dosen yang bersangkutan secara langsung, sopan, dan terbuka, serta menyampaikan permasalahan atau keluhan yang dialami oleh mahasiswa dengan jelas dan jujur.
- Mendengarkan dan memahami sudut pandang, alasan, atau penjelasan yang diberikan oleh dosen dengan seksama dan objektif, serta tidak memotong, menghakimi, atau menyalahkan dosen tanpa bukti.
- Mencari solusi atau kesepakatan yang dapat mengakhiri atau menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi dengan cara yang adil, rasional, dan saling menguntungkan bagi mahasiswa dan dosen.
- Meminta maaf atau memaafkan dosen jika terbukti salah atau bersalah dalam masalah atau konflik yang terjadi, serta berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang sama di masa depan.
- Melaporkan atau meminta bantuan kepada pihak yang berwenang, seperti koordinator, ketua jurusan, dekan, atau rektor, jika masalah atau konflik yang terjadi tidak dapat diselesaikan secara bilateral, atau jika dosen melakukan tindakan yang melanggar hukum, etika, atau kode etik kampus.
Baca juga: 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental sebagai Mahasiswa
Penutup
Etika mahasiswa terhadap dosen adalah sikap dan tindakan yang menunjukkan penghargaan, hormat, dan tanggung jawab kepada dosen sebagai pihak yang memberikan ilmu dan bimbingan kepada mahasiswa.
Etika mahasiswa terhadap dosen sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan oleh mahasiswa, karena memiliki banyak manfaat, baik bagi mahasiswa itu sendiri, maupun bagi dosen, kampus, dan masyarakat.
Etika mahasiswa terhadap dosen dapat dibagi menjadi beberapa kategori, sesuai dengan situasi dan konteks yang berbeda, antara lain: etika di kelas, etika di luar kelas, dan etika di kampus. Etika mahasiswa terhadap dosen dapat ditunjukkan dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas, serta dengan mengikuti aturan, norma, dan nilai yang berlaku di dunia akademik.
Jika mengalami masalah atau konflik dengan dosen, mahasiswa harus mengatasi masalah atau konflik tersebut dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas, serta dengan mengedepankan sikap yang dewasa, bijaksana, dan beretika.
Dengan demikian, mahasiswa dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan dosen, serta mencapai tujuan dan cita-cita akademik yang diinginkan.